Photobucket

Saturday, June 30, 2007

Hidup Sehat dengan Shalat Shubuh

Merupakan cuplikan kedua dari buku Hidup Sehat dengan Shalat Shubuh (Bab 3).

Gas Ozon
[...] Keilmuan modern telah mengukuhkan tentang keberadaan gas O3 (ozon), yang mengandung prosentase oksigen yang tinggi dan dapat mencapai puncak reaksinya pada waktu shalat Subuh, lalu berkurang secara bertahap hingga terbit matahari.

Sebenarnya, fakta ini tidak membutuhkan suatu penemuan ataupun pengokohan, karena Anda sendiri bisa mudah mengamati kebersihan dan kesegaran udara pada waktu shalat Subuh dibandingkan dengan waktu siang hari.

Udara pada waktu Subuh masih bersih dan belum tercemari kebersihan dan kesegarannya dengan apapun. Udara ini dapat menyegarkan hati, menguatkan paru-paru, memperbarui sel-sel yang mati, menyuplai tubuh dengan oksigen, mengeluarkan karbon dioksida, membersihkan darah dari kotoran-kotoran, memperbaiki kinerja organ-organ tubuh, merenggangkan urat-urat syaraf, menyembuhkan berbagai penyakit syaraf, rheumatik, dan asma.

Berkenaan dengan gas ozon, para ilmuan di Jerman Barat yang ahli dalam analisa-analisa kedokteran, telah sampai pada kesimpulan-kasimpulan penting seputar penggunaan gas ozon dan pemanfaatnnya dalam pengobatan berbagai pembengkakan dan kanker ganas serta meringankan rasa sakit berbagai penyakit yang akut lainnya.

Kesimpulan-kesimpulan yang telah dicapai oleh para ilmuan menunjukkan bahwa gas ozon dapat dimanfaatkan untuk menyembuhkan berbagai macam kerusakan yang terjadi di dalam paru-paru dan hati. Gas ozon juga dapat menjadi obat berbagai wabah penyakit dalam, tersumbatnya urat-urat nadi, pembekuan pembuluh-pembuluh darah, komplikasi penyakit gula seperti luka-luka dan bisul-bisul, meningkatkan aliran darah di pembuluh-pembuluh, gejala asma, dan beberapa penyakit organ sensitif lainnya.

Itu semua karena gas ozon memiliki keistimewaan memberi pengaruh positif dalam menghadapi berbagai virus, bakteri, dan jamur. Ia juga bermanfaat untuk meningkatkan imunitas tubuh, mengobati berbagai penyakit yang banyak menimpa manusia pada usia lanjut, mengobati berbagai penyakit dada, hati dan dapat mengaktifkan berbagai sel tubuh.

Hasil yang paling mengembirakan dalam pemanfaatan gas ozon ialah apa yang telah dibuktikan oleh berbagai penelitian yang memanfaatkan gas ini untuk terap AIDS. Penelitian-penelitian tersebut telah mengukuhkan bahwa dengan memanfatkan gas ozon, penyakit AIDS dapat dikontrol dan dikendalikan, meskipun pada tahap akhir.

Bukti dari hal itu adalah keberhasilan Dr. Alexander Browis dari Jerman Barat dalam menemukan metode terbaru yang berbahan dasar ozon ditambah dengan beberapa unsur yang dikenal untuk menguatkan tubuh. Lalu, darah pasien tersebut dicampur dengan satuan-satuan tertentu dari ozon hingga mencapai (20000), kemudian campuran itu disuntikkan ke dalam urat pasien. Dari berbagai hasil terapi yang dilakukan terhadap beberapa pasien AIDS, tampak adanya respons positif dan harapan baru yang besar [...]

Menghirup Nafas Dalam-dalam
Tidak diragukan lagi bahwa bernafas adalah salah satu tugas hidup yang paling penting dan perlu karena ia selalu kita lakukan sepanjang hayat. Pada saat yang sama, kedua paru-paru membersihkan darah dan mengedarkannya. Sementara, tugas paru-paru yang sesungguhnya ialah memberikan kesempatan pada sel-sel darah merah untuk menghirup oksigen dari udara dan mengeluarkan karbodioksida.

Semua organ tubuh dan anggotanya akan bekerja dengan seimbang dan teratur selama jantung selalu menyuplainya dengan darah yang bersih. Apabila jantung berhenti, rusak, kacau, atau terlambat dari tugasnya, maka pergerakan anggota-anggota tubuh dan organ-organnya pun berhenti, melemah, layu, atau bahkan mati.

Dari sini kita dapat menarik satu kesimpulan bahwa tugas-tugas biologis dan kejiwaan, sebagian besar bergantung pada cadangan oksigen yang tersedia. Tanpa melihat dampak-dampak positifnya bagi kesehatan seluruh tubuh, menghirup nafas yang dalam itu sangat melindungi tubuh dari berbagai macam penyakit yang jumlahnya tidak sedikit.

Dr. Fisk dan Ficher serta para dokter ternama lainnya berkata, “Seratus kali pernafasan yang dalam setiap hari adalah resep seorang dokter yang cerdas untuk menghindari terkena penyakit TBC,” Lihatlah, Dr. Meylit sampai menganjurkan pasien-pasiennya yang mengidap TBC agar banyak berada di luar rumah dan beristirahat di tempet yang udaranya segar serta menghirupnya dalam-dalam. Sebagaimana hipotesis sebelumnya, hasilnya pun amat memuaskan.[...]

Weber, seorang ilmuwan ternama, menguatkan pendapat bahwa dengan menarik nafas yang dalam akan terjadi satu perbaikan yang mengagumkan dalam pemberian asupan bagi jantung dan kedua paru-paru.[...]

Andaikata pernafasan yang dalam itu memiliki urgensi dan manfaat yang begitu besar, apakah mungkin Allah jadikan waktu tersebut jauh dari waktu shalat ? Sekali-kali tidak! Bahkan, Dia jadikan tepat di dalam waktu shalat itu sendiri.

Dalam buku Terapi Penyembuhan dengan Yoga disebutkan, ketika membicarakan manfaat pernafasan dan terapi dengannya, bahwa mengulang-ulang penyebutan beberapa kata dalam nada tertentu memiliki khasiat yang besar dalam pernafasan. Mereka menyebutkan beberapa kata terapi tersebut, yang diantaranya ialah kata amin - yang diucapkan oleh imam dan makmum dengan suara yang tinggi dan panjang pada waktu shalat Subuh, Magrib, dan Isya'.

Mereka melanjutkan, bahwa intonasi suara seperti pada kata amin yang diucapkan aamiin (panjang, amanah) dapat menghilangkan segala ketegangan dalam tubuh. Khususnya, jika diucapkan dengan suara tinggi yang dirasakan sampai ke lubuk yang paling dalam.

Pengucapan kata amin ini termasuk dari pernafasan yang dalam dan pelan, yang merupakan terapi bagi tekanan darah tinggi, lemah jantung, dan saraf. Ia juga dapat memperbarui vitalitas, membersihkan darah, dan melegakan hati. Maha suci Allah yang tidak ada ilah kecuali Dia yang Maha Pemberi nikmat, Maha Pemurah, Maha Mulia, dan Maha Bijaksana.

Pernafasan yang dalam ini tentu akan memiliki manfaat yang paling besar ketika dilakukan ketika Subuh, udara bersih, murni, dan mengandung banyak oksigen.

(Ada satu lagi manfaat kesehatan dari bangun pagi shalat Subuh. Silakan lihat di bukunya aja ya, gak enak sama penerbit, masak semuanya dibocorin di sini... he he)

Kunjungi penerbit : http://www.aqwam.com/

Artikel lain yang menarik : Rahasia Sholat Shubuh (Dr. dr. Barita Sitompul SpJP)

baca selengkapnya...

Saturday, June 16, 2007

Aturan Allah Mengenai Siang dan Malam

Ini adalah bagian awal dari buku Hidup Sehat dengan Shalat Subuh, karya Syaikh Adnan Tharsyah, penerbit Aqwam, Mei 2007.

Allah telah menetapkan bagi manusia sistem waktu untuk bekerja dan istirahat. Allah menjadikan waktu malam untuk tidur, istirahat, dan mencari ketenangan. Sebaliknya, Dia menjadikan waktu siang untuk bekerja, berusaha, dan melakukan berbagai kegiatan.

Akan tetapi, pola hidup kita pada zaman modern ini, ditambah lagi dengan adanya listrik, televisi, dan sebagainya, menjadikan kita sering melalaikan dan menyelisihi aturan alami yang telah Allah tetapkan bagi kita. Sebagian besar manusia lebih memilih memulai aktivitas hariannya dua atau tiga jam setelah matahari terbit hingga Asar, daripada memulainya setelah matahari terbit hingga Zuhur. Bahkan sebagian yang lain masih bekerja hingga larut Isya'.

Mereka lebih memilih hal itu daripada bersegera tidur di awal malam yang memiliki manfaat sangat besar. Bahkan, terkadang ketika sebagian manusia pulang ke rumah, ia dapati sesuatu yang bisa menyibukkan dan melenakannya sampai lewat tengah malam, yaitu televisi. Ketika TV dimatikan dan ia beranjak tidur, tidak tersisa lagi antara waktu malamnya dengan Subuh, kecuali hanya dua sampai tiga jam saja, yang tidak cukup bisa menjadikannya bangun untuk bertahajud dan Shalat Subuh berjamaah di masjid.

Tidur adalah aktivitas yang didorong oleh saraf simpatik dan saraf parasimpatik, yaitu antara dua bagian sistem saraf pertumbuhan. Para pekerja malam, memungkinkan bagi mereka untuk membiasakan diri melakukan perubahan antara siang dan malam. Mereka mengubah waktu efektif saraf parasimpatik ke waktu luang lainnya yang bukan semestinya dalam rentang waktu 24 jam. Itulah yang membuat para pekerja tidak sanggup terus begadang pada jam-jam malam. Adapun waktu pada jam-jam penghujung malam, tidak dapat memberikan kualitas tidur yang nyaman. Karena, jam-jam tidur mereka berada pada masa aktifnya saraf simpatik.

Mengadakan perubahan masa aktif antara saraf simpatik dan saraf parasimpatik mungkin saja dilakukan. Tetapi yang tidak mungkin adalah memperpanjang atau memperpendek salah satu dari masa aktif kedua saraf tersebut. Pelanggaran terhadap aturan ini mengakibatkan instabilitas keseimbangan antara dua bagian sistem saraf otonom. Akan muncul kekacauan dalam sistem peredaran darah, sistem pencernaan, dan akan terjadi penurunan stamina secara menyeluruh serta hilangnya gairah dan semangat.

Sayyid Quthb menuturkan, "Sesungguhnya, ketenangan pada malam hari adalah satu kebutuhan bagi setiap yang hidup. Harus ada satu periode gelap agar sel-sel yang aktif bisa tenang dan beristirahat dari aktivitasnya di bawah sinar cahaya. Tidur saja tidak cukup untuk memenuhi ketenangan ini, tapi harus dengan adanya malam. Harus dengan adanya gelap. Jika sel aktif yang selalu bersinggungan dengan cahaya sampai pada batas maksimal kemampuannya, maka susunannya akan rusak. Sebab sel tersebut tidak mendapatkan salah satu bagian yang penting baginya, yaitu ketenangan."

Firman Allah :
Dan Kami jadikan malam sebagai pakaian. Dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan. (QS.78:10-11)

Allah-lah yang menjadikan malam untuk kamu supaya kamu beristirahat padanya; dan menjadikan siang terang benderang. Sesungguhnya Allah benar-benar mempunyal karunia yang dilimpahkan atas manusia, akan tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur. (QS.40:61)

Komentar pribadi :
Subhanallah. Sebenarnya Allah telah mengatur siang dan malam ini dengan sangat sempurna, dan telah memberikan ketentuan yang tepat bagi manusia untuk menghadapi kondisi ini. Namun kebanyakan 'kita' bersombong diri dengan prasangka 'kita' sendiri. 'Kita' lebih suka tidur lewat tengah malam (karena nge-blog ?), untuk kemudian bangun kesiangan, atau menggantinya dengan tidur siang. Semoga Anda tidak demikian.

Badai radiasi matahari, yang merupakan badai gelombang elektromagnetik, telah menjadi penelitian yang sangat intens di kalangan para ilmuwan. Kunjungilah http://pwg.gsfc.nasa.gov/istp/outreach/cmeposter/html.html, Anda akan mendapatkan penjelasan bagaimana badai radiasi matahari ini mempengaruhi berbagai perangkat elektronik dan aktivitas permukaan bumi. Sehingga, sangatlah masuk akal, bila kita dianjurkan untuk memanfaatkan waktu malam untuk beristirahat dengan sebaik-baiknya, yaitu ketika efek badai matahari relatif kecil. Ini memungkinkan tubuh beristirahat dengan ketenangan yang sempurna, tanpa gangguan radiasi kosmik yang signifikan.

Pada posting berikutnya, akan saya sampaikan cuplikan dari buku ini, yang berkaitan dengan hikmah bangun dini hari dan Shalat Subuh di masjid.

Kunjungi penerbit : http://www.aqwam.com/

baca selengkapnya...

Thursday, June 7, 2007

Tantangan Para Mualaf

Dari dulu, saya begitu kagum dengan para mualaf. Yang menjadi kekaguman saya adalah semangat mereka yang membara untuk mencari kebenaran. Kami, yang Islam karena keturunan, sering tidak/kurang memiliki semangat mencari kebenaran seperti halnya saudara-saudara kami yang mualaf. Kadang, semangat mencari kebenaran itu baru muncul setelah kami mulai menua. Karena sadar bahwa kami belum punya cukup bekal untuk mati, sementara jatah hidup di dunia semakin berkurang.

Setiap ada kisah-kisah mualaf di majalah-majalah, pasti menjadi artikel pertama yang saya baca dahulu. Sampai-sampai, saya juga mengoleksi buku-buku yang mengisahkan petualangan para mualaf.

Dari beberapa kisah yang saya baca, saya simpulkan bahwa ternyata memang cukup berat tantangan seorang mualaf. Mulai dari dikucilkan keluarga, dibenci kawan-kawan lamanya, dihujat mantan "ustad" nya, dan lain-lain. Bahkan tidak jarang masih dicurigai dan dibenci oleh sesama Muslim, karena dianggap kepindahan agamanya hanya sementara dan berpura-pura. Yang saya sebut belakangan ini mungkin tantangan terberat bagi mualaf setelah dikucilkan keluarga. Kadang membuat frustasi sang mualaf dan berbalik menjadi kebencian kepada Saudara seimannya.

Di lain pihak, rasa benci dan curiga dari sebagian Saudara Muslim ini, sangat mungkin dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman buruk para Muslimin ketika menghadapi para pejuang salib alias misionaris. Di Malang, akhir tahun lalu ada sebuah persekutuan di sebuah hotel, yang sangat menghina umat Islam. Orang-orang Nasrani, dengan mengenakan pakaian Muslim, yang laki2 berkopiah & sarung, yang perempuan berkerudung dan berjilbab, berkumpul di sebuah hall hotel, untuk mendengarkan ceramah yang isinya menghujat dan mengutuk Islam. Silakan lihat cuplikan videonya di http://www.youtube.com/watch?v=Izc2yoeE-hQ . Sebetulnya ada bagian di mana para jemaah menginjak-injak Al Quran, namun tidak ditampilkan di video itu.

Pernah juga diketemukan di Malang baru-baru ini, ada orang yang mengaku-ngaku ikut pengajian di sebuah masjid, yang ternyata dia adalah anggota "intel" misionaris. Yang setelah dikorek, ternyata dia memiliki link dan dokumen rencana operasi yang cukup mengejutkan.

Dua minggu lalu, rumah saya didatangi dua anak muda kakak adik (sekitar 25-27 th), mungkin anggota kumpulan pemuda suatu jemaah gereja. Kebetulan saya sedang mandi, sehingga dia hanya bertemu dengan istri saya. Ternyata dua anak ini berupaya berdakwah tentang ajaran "keselamatan" kepada istri saya yang jelas2 berjilbab. Dan ternyata, tetangga2 saya yang lain juga dikunjungi oleh 2 anak ini. Masya Allah...

Jadi, maafkan kami, apabila ada Saudara-saudara kami, yang setelah mengalami pengalaman buruk seperti itu, kemudian khilaf, menggeneralisasi masalah, dan menyimpulkan bahwa mualaf itu kemungkinan adalah mata-mata para misionaris.

Mungkin, sebaiknya para mualaf lebih dalam lagi dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan Saudara-saudara Muslim lainnya, tanpa harus memandang warna kulit dan ukuran-ukuran lainnya. Barangkali kami perlu juga mengadakan pengajian bersama yang mengundang para anggota organisasi mualaf. Saya yakin, pada akhirnya para mualaf akan menemukan bahwa ternyata lebih banyak Saudara Muslim yang menyayanginya.

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.(QS Hujurat : 13)

Gabung ke milis : Mualaf Indonesia

baca selengkapnya...

Saturday, June 2, 2007

Message Behind The Song

Imagine there's no Heaven
It's easy if you try
No hell below us
Above us only sky
Imagine all the people
Living for today

Imagine there's no countries
It isn't hard to do
Nothing to kill or die for
And no religion too
Imagine all the people
Living life in peace

You may say that I'm a dreamer
But I'm not the only one
I hope someday you'll join us
And the world will be as one
Imagine no possessions
I wonder if you can
No need for greed or hunger
A brotherhood of man
Imagine all the people
Sharing all the world

You may say that I'm a dreamer
But I'm not the only one
I hope someday you'll join us
And the world will live as one

Hampir semua dari kita mengenal lirik lagu ini. Ya, lagunya John Lennon, Imagine, yang terasa menyejukkan saat didengarkan. Tapi tunggu dulu... Ternyata ada yang aneh di sini.

Terdapat beberapa kalimat kunci yang sangat erat berkaitan dengan agenda gerakan konspirasi freemasonry :

Imagine there's no Heaven. No hell below us. And no religion too.
Sama saja artinya dengan meniadakan agama. Tidak mengakui adanya konsekuensi paska kehidupan. Mempersepsi eksistensi Tuhan dengan pengertiannya sendiri, atau bahkan mungkin tidak mengakui adanya Tuhan.

Nothing to kill or die for. Living life in peace.
Memiliki semangat humanisme universal. Sama seperti halnya dengan semangat "LC" dan "RC", organisasi bentukan freemasonry, yang didedikasikan untuk dunia kemanusiaan, tanpa membedakan suku bangsa dan agama.

No need for greed or hunger. A brotherhood of man. Imagine all the people. Sharing all the world. And the world will be as one
Membangun semangat persaudaraan, untuk membentuk suatu dunia baru yang satu, alias New World Order, alias Novus Ordo Seclorum (semboyan AS di mata uang kertas 1 dolar-nya)

Dan ingatlah, lagu-lagu atau kalimat-kalimat yang diulang-ulang, dan masuk ke otak kita melalui panca indera, akan mempengaruhi area bawah sadar kita.

Patut disimak :
1. Ancaman Global Freemasonry, Harun Yahya
2. NLP dalam Islam

baca selengkapnya...

Umar Bin Khattab bertemu Uskup Sophronius

Berita kedatangan bala bantuan kepada pasukan Muslim yang tengah mengepung kota membuat pasukan dan warga Kristen dan Yahudi yang berdiam di dalam kota menjadi ciut. Mengingat kedudukan Yerusalem sebagai kota suci, sebenarnya pasukan Muslim enggan menumpahkan darah di kota itu. Sementara kaum Kristen yang mempertahankan kota itu juga sadar mereka tidak akan mampu menahan kekuatan pasukan Muslim. Menyadari memperpanjang perlawanan hanya akan menambah penderitaan yang sia-sia bagi penduduk Yerusalem, maka Patriarch Yerusalem, Uskup Agung Sophronius mengajukan perjanjian damai. Permintaan itu disambut baik Panglima Amru bin Ash, sehingga Yerusalem direbut dengan damai tanpa pertumpahan darah setetespun.

Walaupun demikian, Uskup Agung Sophronius menyatakan kota suci itu hanya akan diserahkan ke tangan seorang tokoh yang terbaik di antara kaum Muslimin, yakni Khalifah Umar bin Khattab Radhiyallahu 'Anhu. Sophronius menghendaki agar Amirul Mukminin tersebut datang ke Yerusalem secara pribadi untuk menerima penyerahan kunci kota suci tersebuit. Biasanya, hal ini akan segera ditolak oleh pasukan yang menang. Namun tidak demikian yang dilakukan oleh pasukan Muslim. Bisa jadi, warga Kristen masih trauma dengan dengan peristiwa direbutnya kota Yerusalem oleh tentara Persia dua dasawarsa sebelumnya di mana pasukan Persia itu melakukan perampokan, pembunuhan, pemerkosaan, dan juga penajisan tempat-tempat suci. Walau orang-orang Kristen telah mendengar bahwa perilaku pasukan kaum Muslimin ini sungguh-sungguh berbeda, namun kecemasan akan kejadian dua dasawarsa dahulu masih membekas dengan kuat. Sebab itu mereka ingin jaminan yang lebih kuat dari Amirul Mukminin.

Panglima Abu Ubaidah memahami psikologis penduduk Yerusalem tersebut. Ia segera meneruskan permintaan tersebut kepada Khalifah Umar r.a. yang berada di Madinah. Khalifah Umar segera menggelar rapat Majelis Syuro untuk mendapatkan nasehatnya. Utsman bin Affan menyatakan bahwa Khalifah tidak perlu memenuhi permintaan itu karena pasukan Romawi Timur yang sudah kalah itu tentu akhirnya juga akan menyerahkan diri. Namun Ali bin Abi Thalib berpandangan lain. Menurut Ali, Yerusalem adalah kota yang sama sucinya bagi umat Islam, Kristen, dan Yahudi, dan sehubungan dengan itu, maka akan sangat baik bila penyerahan kota itu diterima sendiri oleh Amirul Mukminin. Kota suci itu adalah kiblat pertama kaum Muslimin, tempat persinggahan perjalanan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Salam pada malam hari ketika beliau ber-isra' dan dari kota itu pula Rasulullah ber-mi'raj. Kota itu menyaksikan hadirnya para anbiya, seperti Nabi Daud, Nabi Sulaiman, dan Nabi Isa. Umar akhirnya menerima pandangan Ali dan segera berangkat ke Yerusalem. Sebelum berangkat, Umar menugaskan Ali untuk menjalankan fungsi dan tugasnya di Madinah selama dirinya tidak ada.

Kepergian Khalifah Umar hanya ditemani seorang pelayan dan seekor unta yang ditungganginya bergantian. Ketika mendekati Desa Jabiah di mana panglima dan para komandan pasukan Muslim telah menantikannya, kebetulan tiba giliran pelayan untuk menunggang unta tersebut. Pelayan itu menolak dan memohon agar khalifah mau menunggang hewan tersebut. Tapi Umar menolak dan mengatakan bahwa saat itu adalah giliran Umar yang harus berjalan kaki. Begitu sampai di Jabiah, masyarakat menyaksikan suatu pemandangan yang amat ganjilyang belum pernah terjadi, ada pelayan duduk di atas unta sedangkan tuannya berjalan kaki menuntun hewan tunggangannya itu dengan mengenakan pakaian dari bahan kasar yang sangat sederhana. Lusuh dan berdebu, karena telah menempuh perjalanan yang amat jauh.

Di Jabiah, Abu Ubaidah menemui Khalifah Umar. Abu Ubaidah sangat bersahaya, mengenakan pakaian dari bahan yang kasar. Khalifah Umar amat suka bertemu dengannya. Namun ketika bertemu dengan Yazid bin Abu Sofyan, Khalid bin Walid, dan para panglima lainnya yang berpakaian dari bahan yang halus dan bagus, Umar tampak kurang senang karena kemewahan amat mudah menggelincirkan orang ke dalam kecintaan pada dunia.

Kepada Umar, Abu Ubaidah melaporkan kondisi Suriah yang telah dibebaskannya itu dari tangan Romawi Timur. Setelah itu, Umar menerima seorang utusan kaum Kristen dari Yerusalem. Di tempat itulah Perjanjian Aelia (istilah lain Yerusalem) dirumuskan dan akhirnya setelah mencapai kata sepakat ditandatangani. Berdasarkan perjanjian Aelia itulah Khalifah Umar r.a. menjamin keamanan nyawa dan harta benda segenap penduduk Yerusalem, juga keselamatan gereja, dan tempat-tempat suci lainnya. Penduduk Yerusalem juga diwajibkan membayar jizyah bagi yang non-Muslim. Barang siapa yang tidak setuju, dipersilakan meninggalkan kota dengan membawa harta-benda mereka dengan damai. Dalam perjanjian itu ada butir yang merupakan pesanan khusus dari pemimpin Kristen yang berisi dilarangnya kaum Yahudi berada di Yerusalem. Ketentuan khusus ini berangsur-angsur dihapuskan begitu Yerusalem berubah dari kota Kristen jadi kota Muslim.

Perjanjian Aeliasecara garis besar berbunyi: "Inilah perdamaian yang diberikan oleh hamba Allah 'Umar, Amirul Mukminin, kepada rakyat Aelia: dia menjamin keamanan diri, harta benda, gereja-gereja, salib-salib mereka, yang sakit maupun yang sehat, dan semua aliran agama mereka. Tidak boleh mengganggu gereja mereka baik membongkarnya, mengurangi, maupun menghilangkannya sama sekali, demikian pula tidak boleh memaksa mereka meninggalkan agama mereka, dan tidak boleh mengganggu mereka. Dan tidak boleh bagi penduduk Aelia untuk memberi tempat tinggal kepada orang Yahudi."

Setelah itu, Umar melanjutkan perjalanannya ke Yerusalem. Lagi-lagi ia berjalan seperti layaknya seorang musafir biasa. Tidak ada pengawal. Ia menunggang seekor kuda yang biasa, dan menolak menukarnya dengan tunggangan yang lebih pantas.

Di pintu gerbang kota Yerusalem, Khalifah Umar disambut Patriarch Yerusalem, Uskup Agung Sophronius, yang didampingi oleh pembesar gereja, pemuka kota, dan para komandan pasukan Muslim. Para penyambut tamu agung itu berpakaian berkilau-kilauan, sedang Umar hanya mengenakan pakaian dari bahan yang kasar dan murah. Sebelumnya, seorang sahabat telah menyarankannya untuk mengganti dengan pakaian yang pantas, namun Umar berkata bahwa dirinya mendapatkan kekuatan dan statusnya berkat iman Islam, bukan dari pakaian yang dikenakannya. Saat Sophronius melihat kesederhanaan Umar, dia menjadi malu dan mengatakan, "Sesungguhnya Islam mengungguli agama-agama manapun."

Di depan The Holy Sepulchure (Gereja Makam Suci Yesus), Uskup Sophronius menyerahkan kunci kota Yerusalem kepada Khalifa Umar r.a. Setelah itu Umar menyatakan ingin diantar ke suatu tempat untuk menunaikan shalat. Oleh Sophronius, Umar diantar ke dalam gereja tersebut. Umar menolak kehormatan itu sembari mengatakan bahwa dirinya takut hal itu akan menjadi preseden bagi kaum Muslimin generasi berikutnya untuk mengubah gereja-gereja menjadi masjid. Umar lalu dibawa ke tempat di mana Nabi Daud Alaihissalam konon dipercaya shalat dan Umar pun shalat di sana dan diikuti oleh umat Muslim. Ketika orang-orang Romawi Bizantium menyaksikan hal tersebut, mereka dengan kagum berkata, kaum yang begitu taat kepada Tuhan memang sudah sepantasnya ditakdirkan untuk berkuasa. "Saya tidak pernah menyesali menyerahkan kota suci ini, karena saya telah menyerahkannya kepada ummat yang lebih baik ...," ujar Sophronius.

Umar tinggal beberapa hari di Yerusalem. Ia berkesempatan memberi petunjuk dalam menyusun administrasi pemerintahan dan yang lainnya. Umar juga mendirikan sebuah masjid pada suatu bukit di kota suci itu. Masjid ini sekarang disebut sebagai Masjid Umar. Pada upacara pembangunan masjid itu, Bilal r.a. - bekas budak berkulit hitam yang sangat dihormati Khalifah Umar melebihi dirinya - diminta mengumandangkan adzan pertama di bakal tempat masjid yang akan didirikan, sebagaimana adzan yang biasa dilakukannya ketika Rasulullah masih hidup. Setelah Rasulullah saw wafat, Bilal memang tidak mau lagi mengumandangkan adzan. Atas permintaan Umar, Bilal pun melantunkan adzan untuk menandai dimulainya pembangunan Masjid Umar. Saat Bilal mengumandangkan adzan dengan suara yang mendayu-dayu, Umar dan kaum Muslimin meneteskan air mata, teringat saat-saat di mana Rasulullah masih bersama mereka. Ketika suara adzan menyapu bukit dan lembah di Yerusalem, penduduk terpana dan menyadari bahwa suatu era baru telah menyingsing di kota suci tersebut.[]

Dikutip dari Knights Templar Knights of Christ, yang ditulis Rizki Ridyasmara, diterbitkan oleh Pustaka Kautsar, 2006.

Kunjungi :
1. Foto Yerusalem tahun 1913
2. Penerbit buku : www.kautsar.co.id

baca selengkapnya...